Latest Photos :
Recent Movies

BTS Love Story [vkook]


[FF VKook] "Mianhae" One Shoot

Tittle: Mianhae

Author: Maulida a.k.a HaRin

Genre: Romance, Sad ending

Rated: M (?)

NC: 18

Cast: - Kim Taehyung
         - Jeon Jungkook

Suport Cast: - Kang Seulgi
                     - Kim Seok Jin (anggap aja lebih muda dari Taehyung umurnya)
                     - Jung Daehyun
                     - Yoon Bomi

Warning: YAOI, banyak typo bertebaran, abal -__- dan absurd :'v

Don't Like Don't Read~
No Plagiator

^^Happy Reading^^

Taehyung POV

Tempat ini memang memuakan, jika aku bisa sedari tadi aku akan pergi dari tempat ini dan menemui kekasih tercintaku, Seulgi. aku benar-benar merindukan nya. dan sialnya disaat aku benar-benar ingin melihat wajah nya, aku harus dengan lapang dada menerima kenyataan bahwa aku terjebak ditempat terkutuk ini bersama orang tua dan seorang lelaki yang akan dijodohkan dengan ku. ya! kalian tidak salah baca, aku akan dijodohkan dengan seorang lelaki! hancur sudah angan angan ku untuk menikahi Seulgi sejak lama. ah! aku tidak tau bagaimana reaksinya kalau tau kenyataan ini.

Aku menatap sinis lelaki mungil dihadapan ku. aku tak habis bikir, apa dia tidak lelah tersenyum seperti itu terus? Cih, dia pikir aku akan terpesona dengan senyumnya itu? jelas tidak. justru aku membenci nya. aku ucapkan selamat padanya karna sukses menghancurkan masa depanku.

Taehyung POV End


Jungkook POV

Aku rasa aku mengalami apa itu yang dinamakan Love at the First sight, ini memang pertemuan pertama kami- ku rasakan dadaku berdesir aneh. ku coba untuk tersenyum raamah pada nya, tapi dia hanya balas menatap dingin kearah ku. Apa aku salah mencoba untuk ramah padanya? Ah aku tidak perduli, aku yakin dengan seiring berjalanya waktu dia pasti akan membuka hatinya padaku.

Jungkook POV End


Author POV

"Nah, Taehyung-ah, Jungkook-ah. jadi kalian ingin pernikahan kalian dilaksanakan kapan?" tanya Tuan Kim dengan wajah berbinar. perasaannya benar-benar bahagia saat ini, akhirnya keinginan nya selama ini terwujud. sejujurnya sudah sejak lama ia dan Tuan Jeon, Ayah Jungkook merencanakan hal ini, dan tanpa diduga, perjodohan ini terlaksana selancar ini.


Jungkook menatap wajah dingin Taehyung. Nampak sekali raut tak suka tergambar di wajah tampan itu. Apakah pemuda itu sanagt terpaksa menikah dengan nya? Hati Jungkook terasa mencelos.


"A-apa ini tidak terlalu cepat Appa? bahkan kami baru bertemu malam ini" Ujar Jungkook ragu. Sejujurnya dia senang jika harus menikah dengan Taehyung, Namun ia menyadari sikap tak suka Taehyung, Hal itu membuat Jungkook tak enak hati.

Author POV End


Taehyung POV

"A-apa ini tidak terlalu cepat, Appa? Bahkan kami baru bertemu malam ini" Ku dengar suara gadis itu menjawab pertanyaan Appa-ku. Dasar sok baik, dia pasti hanya ingin terlihat baik dihadapanku dan orang tuaku. Pasti dia menyadari gelagatku yang tak menyukainya sejak tadi, hingga ia pikir  dengan bicara begitu aku akan bersimpati padanya. huh, jangan harap. kebencianku pada lelaki mungil ini makin bertambah.

"Aku pikir minggu depan pun aku siap." Ujarku, sontak seluruh mata di ruangan itu menatap ku tidak percaya, begitupun lelaki mungil sok lugu itu. Huh, itu kan yang kau harapkan Jeon Jungkook? kau tunggu saja, aku jakim kau tidak akan bertahan lebih dari dua bulan bersama ku.

.

.

~oOo~
.

.

Sekarang tepat seminggu setelah aku menyatakan bersedia menikah dengan lelaki yang sangat aku benci didunia, Jeon Jungkook yang sebentar lagi akan ku ubah marganya menjadi Kim Jungkook. Cih, benar-benar menjijikan. aku bahkan tak sudi menyebut namanya dengan memakai marga keluarga ku. Sial, seharusnya Seulgi lah yang menggunakan gaun pengantin dan berjalan di altar bukanlah lelaki hina itu. Memikirkannya saja kau tidak sanggup. Mati saja kau Jeon Jungkook.


Tak berapa lama lagu mars pernikahan terdengar, sontak aku tersadar dari lamunanku dan bersamaan dengan muncul seorang lelaki mungil yg berbalut jas hitam yg terlihat anggun meski dia seorang laki-laki. yaa dia Jeon Jungkook yang berjalan menuju altar pernikahan dengan didamping Tuan Jeon. Ah, sial! rasanya aku ingin pergi dari sini.


"Jaga anakku Taehyung" Ucapan Tuan Jeon membuyarkan lamunan ku lagi, sontak kuraih tangan lelaki hina ini. Ah, aku tidak percaya ini.


.

.

~oOo~

.

.

Kepalaku terasa pusing sejak tadi, tubuhku rasanya ingin remuk ditambah aku harus mendengar celotehan lelaki memuakan di sampingku ini. aku heran semenjak tadi dia berbicara walau sedikitpun aku tak menanggapinya.  Akan ku pastikan lelaki ini tak akan tahan lagi bersamaku. Akan kubuat kau enyah dari kehidupanku Jeon Jungkook.


"Taehyung-shi, kita sudah sampai." Suara lelaki itu membuyarkan seluruh fikiranku. Tanpa menoleh kerahnya, segera aku keluar dari mobil dan berjalan memasuki kawasan apartemen tanpa menunggunya. Aku berjalan dengan langkah panjang-panjang, berharap lelaki bodoh itu tak bisa mengejarku.

"Aw, Appo-ya. Taehyung-shi jebal tunggu aku..." Suara lelaki itu terdengar semakin jauh dan... Lirih? Ah, aku tidak perdului.

Taehyung POV End


Jungkook POV

Sedari tadi aku sadar sebenarnya Taehyung tak pernah memperhatikan perkataan ku, wajahnya malah terkesan jenuh dan tak peduli. Tapi aku tak akan menyerah, sudah kuputuskan, Aku harus bisa membuat Taehyung jatuh cinta padaku, sampai akhirnya kami sampai ditempat tujuan kami. Yaitu apartemen yang diberikan khusus oleh orang tua kami sebagai hadiah pernikahan. Ah, aku benar-benar gugup harus tinggal berdua saja dengan Taehyung, tapi tampaknya Taehyung sama sekali tidak perduli. 

"Kyuhyun-sshi, kita sudah sampai." Ujarku membuyarkan lamunan Kyuhyun, sebenarnya apa yang dia pikirkan, sih? Tanpa menungguku, dia langsung keluar dari mobil dan berjalan cepat kearah apartemen kami. Ku usahakan menjajari langkahnya, gaun ini benar-benar menghalangi langkahku. Ku coba mempercepat langkahku untuk menyusul sosoknya yang menjauh, tiba-tiba…
"Aw, Appo-ya. Kyuhyun-sshi jebal tunggu aku…" sial, ini benar-benar sakit sekali. Bisa-bisanya aku tersandung dan jatuh. Aku rasa kakiku terkilir, susah sekali digerakan. Berkali-kali ku panggil Kyuhyun, namun alih-alih berbalik, sosoknya malah kian menjauh. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku rasa aku tak sanggup berjalan.
"Tuan, gwaenchana?" sesosok namja tampak menatap prihatin kepadaku. Aku tersenyum miris, orang lain yang tak ku kenal saja memperhatikanku begini. Kenapa suamiku sendiri malah dengan cueknya meninggalkanku? Ah, apa yang kau pikirkan Jungkook? Taehyung bukan tak peduli padamu, ia hanya tak menyadari kalau kau terjatuh.
"Aku rasa kakiku terkilir, aku kesulitan berjalan." Pemuda dihadapanku tersenyum ramah, "Bagaimana kalau kubantu? Ah, ya. Namaku Jin." Ujar pemuda itu seraya mengulurkan tangannya, "Jungkook imnida," ujarku membalas uluran tangannya.
"Baiklah Tuan, Mari ku bantu. Kau tinggal di apartemen nomor berapa?" Tanya Jin seraya memapahku, "Nomor 1037."
"Jinjja? Kalau begitu kau tetanggaku, apartemenku nomor 1038 tepat di sebelahmu." Ujar Jin seraya membulatkan matanya lucu. Sepertinya dia pemuda yang menyenangkan.
.
.
~oOo~
.
.
Ku langkahkan kakiku dengan tertatih memasuki ruangan apartemenku seraya bertumpu pada didinding samping. Aku rasa pergelangan kakiku mulai terasa membengkak. Aku ingin istirahat. Akhirnya aku menemukan kamarku, tepat saat aku ingin membuka pintu itu terdengar suara dingin Kyuhyun mengintrupsi kegiatanku,
"Apa yg ingin kau lakukan dikamarku?" 
"Tentu aku ingin istirahat, aku lelah Tae." Apa sih, maksud Taehyung menahan ku, aku benar-benar butuh istirahat.
"Kau pikir kita akan tidur sekamar? Jangan harap aku mau sekamar dengan mu" Aku tersentak mendengar perkataannya. Apa maksudnya barusan?.
"Ta-tapi, kalau bukan disini, lantas aku tidur dimana? Bukankah apartemen ini hanya mempunyai satu kamar?" Ujarku lirih. Ah, Aku berani bersumpah, Sepintas aku melihat seringai diwajahnya.

"Kau bisa tidur dimana  pun, Asal jangan dengan ku. Dan kurasa sofa tdiak terlalu buruk." Ujar Taehyung cuek dan melangkah pergi. belum sempat aku menjawab perkataannya, ia telah menghilang dari hadapanku. mau kemana dia malam-malam begini?


Dengan lemah, kuseret kakiku menuju sofa yang tersedia di ruangan itu. Aku tak percaya, belum sehari pernikahan kami, ia sudah berbuat seenaknya begini. Baiklah, kau kuat Sungmin. Kau pasti bisa melalui ini, kau harus bisa merubah perasaan Kyuhyun padamu.
Perlahan, kupijat pergelangan kakiku dan mengompresnya setelah kurasa mulai membaik, aku segera beranjak mandi dan bersiap membuatkan makan malam buat Kyuhyun.
Jungkook POV End
.
.
~oOo~
.
.
Author POV
Jungkook menggeliat tak nyaman dalam tidurnya. punggung nya semakin terasa sakit, mungkin karna efek tidur di sofa. Perlahan ia mengerjapkan mata-nya dan melirik kearah jam yg terggantung didinding ruang tengah.
"pukul 23.30 apa Taehyung sudah pulang?" lirih Jungkook seraya bangun. Dilirik nya makanan dimeja makan. Sama sekali tak tersentuh. Dihembuskannya napas berat kemudian berjalan menuju kamar Taehyung. Belum sempat ia membuka pintu kamr itu, suara bel terdengar. Buru-buru Jungkook membuka pintu apartemennya. Jungkook tersentak kaget, bagaimana tidak. Taehyung kini tengah dalam keadaan mabuk dalam rengkuhan seorang wanit cantik. wanita itu menatap Jungkook menilai.
"Ah, kau pasti pembantu barunya Taehyung, kan? Cepat tunjukan dimana kamar Taehyung. Aku tak habis pikir untuk apa Taehyung pinda ke apartemen seperti ini." Ujar wanita itu seraya masuk tanpa dipersilakan. Tanpa banyak bicara Jungkook mengikuti Taehyung dan wanita tak dikenal itu. Apa itu kekasihnya Taehyung? batin Jungkook miris. Jadi ini yang membuat Taehyung selalu bersikap dingin padanya. Rupanya dia sudah memiliki kekasih.
"Ya! kau! Apa yg kau lihat. pergi sana." Bentakan wanita itu sontak menyadarkan Jungkook dari lamunannya. Tanpa bicara, Jungkook segera beranjak dari sana. Namun Jungkook yakin, ia tadi sempat melihat Taehyung menarik wanita itu dan memeluknya erat seraya melumat bibir wanita itu. Perlahan air mata menets dari pelupuk mata Jungkook. Tak sanggu lagi, buru-buru Jungkook pergi dari tempat itu.
.
.
~oOo~
.
.
Jungkook terbangun dari tidurnya dan beranjak untuk melihat keadaan Taehyung. Dihembuskannya napas gugup, berharap wanita yang tadi malam bersama Taehyung tak menyadari kehadirannya. Jungkook menoleh bingung. Rupanya wanita itu sudah tidak ada. Apa dia sudah pulang? Baguslah. Jungkook berjalan mengendap ke samping Taehyung, di perhatikannya wajah tampan yang sedang tertidur pulas itu. Wajah itu begitu tenang, Tanpa Jungkook sadari sudut bibirnya berkedut membentuk sebuah senyuman tulus.
"Taehyung-ah, saranghae~" lirih Jungkook.
"Nado sranghae...." sontak Jungkook membulatkan matanya tak percaya, "Seulgi-ya, jeongmal saranghae..." lanjut Taehyung lagi, sepertinya ia mengigau, karena matanya masih saja terpejam, Hancur sudah harapan Jungkook. Lagi-lagi Taehyung sukses membuatnya menangis. Jadi, gadis yang tadi malam itu bernama Seulgi?.
.
.
~oOo~
.
.
Jungkook mamutuskan untuk melupakan kejadian dikamar Taehyung tadi. Kini ia sedang berkutat didapur untuk menyaipkan sarapan untuk suaminya, tepat saat masakanya selesai, Taehyung terlihat berjalan keluar kamarnya dengan pakaian rapi. sepertinya ia akan pergi kekantor pagi ini.
"kau sudah bangun, Tae? kajja, sarapan dulu aku sudah menyiapkan....." Belum selesai Jungkook bicara, Taehyung sudah pergi meninggalkannya. tak mau masakannya sia-sia, Jungkook segera berlari menghampiri Taehyung seraya membawa sepiring nasi goreng buatanya kearah Taehyung.
 "Tae.. sebaiknya kau sarapan dulu.."
PRANG
Lagi-lagi sebelum Jungkook sempat menyelesaikan kalimatnya, Taehyung telah bertindak lebih dulu. dibantingnya piring yang disodorkan Jungkook tadi.
"Kau tak perlu bersikap sok baik atau sok perhatian padaku. Urus saja urusan mu sendiri" Usai berkata seperti itu Taehyung menghilang dari hadapan Jungkook. Meninggalkan Jungkook yg menangisi kepedihan hatinya akibat ulah Taehyung.
.
.
~oOo~
.
.
Sudah tepat sebulan semenjak pernikahan Taehyung dan Jungkook. Namun masih belum ada perubahan yang berarti dari mereka. Malah semakin parah. Semakin Jungkook mencoba mendekati Taehyung, semakin kasar pula Taehyung padanya. Tak terhitung seberapa banyak air mata yang telah Jungkook keluarkan hanya untuk menangisi kelakuan pria seperti Taehyung.
Seperti tak ada habisnya, selalu saja ulah Taehyung yang membangkitkan kepedihan hati Jungkook. Seperti malam ini misalnya, Lagi-lagi Taehyung pulang dalam keadaan mabuk, dan kali ini ia pulang tak sendiri. Lagi-lagi gadis yang belakangan ini diketahui Jungkook bernama Seulgi, turut mengantar Taehyung. tak cukup sampai disitu, tepat didepan matanya, ia meliah Taehyung bercumbu dengan wanita itu seolah diruangan itu hanya ada mereka berdua.
"Ehem.." sengaja Jungkook berdeham, agar pasangan itu sadar bahwa ada orang lain disini. Dan sepertinya berhasil, Seulgi nampak melepaskan diri dari Taehyung dan menatap Jungkook tak suka.
"Taehyungie chagi.. aku pulang dulu ne, beristirahatlah malam ini, dan jangan lupa mimpikan aku" Ujar Seulgi manja seraya mengecup Taehyung sekilas kemudian beranjak pergi.
Menyadari kepergian Seulgi akibat ulah Jungkook. Sontak Taehyung mencengkram bahu Jungkook, diwajahnya tergambar raut kemarahan. Jujur, Jungkook sangat takut.
"Apa yang kau lakukan bodoh? mengusir Seulgi. kau mengusir kekasih ku!" Teriak Taehyung seraya mencengkram semakin kencang bahu Jungkook. berusaha agar terlihat kuat, Tak sedikit Jungkook mengeluh sakit. Justru, seolah menantang Taehyung ia balik menatap penuh tekad. kali ini ia tak boleh berdiam diri lagi.
"Apa aku salah jika aku mengusir wanita murahan yang sedang bercumbu dengan suami ku sendiri?" tanya Jungkook tak mau kalah. sontak rahang Taehyung mengeras, dijambaknya rambut Jungkook hingga lelaki mungil itu meringis,
"Kau lelaki Jalang. Jangan pernah sebut kekasih ku murahan. atau kau akan tau akibatnya" Ujar Taehyung geram.
"Dia memang murahan! apa aku salah kalau aku mengatakan bahwa wanita yang telah menggoda pri yang sudah memiliki istri sebagai wanita murahan? Dia memang murahan!"
PLAKK
Jungkook tak percaya ini, setelah menjambaknya kini Taehyung telah menamparnya. Oh, great. Nasib mu sangat bagus Jeon Jungkook. ringis Jungkook dalam hati. Tanpa sempat Jungkook menyadarinya, Taehyung menarik rambut Jungkook dan menjambaknya lagi.
“Sudah kubilang, jangan pernah mengatakan Seulgi murahan. Tapi kau melanggarnya. Kau akan tau akibatnya, Jeon Jungkook. Aku akan memberi tahumu apa arti kata 'murahan' " Jungkook menjerit pilu. Taehyung menjambak dan menyeretnya masuk kekamarnya.
Belum pulih rasa sakit Jungkook, tiba-tiba ia merasakan Taehyung melumat bibirnya ganas. Ciuman Taehyung benar-benar menyakitkan. Jungkook rasa bibirnya sobek sekarang. ia menangis dan mengerang tertahan. Taehyung benar-benar menyiksanya sekarang. Tanpa bisa ia cegah Taehyung telah merobek pakaiannya dan menindihnya. Hanya sakit dan pedih yang Jungkook rasa sekarang. Tak pernah ia bayangkan bahwa malam pertamanya dengan suaminya akan setragis ini.
.
.
~oOo~
.
.
Jungkook kini terbangun dengan keadaan yang cukup mengenaskan, tubuhnya kini dipenuhi tanda memar merah keunguan akibat ulah liar Taehyung semalam, rahangnya terasa kaku, terdapat bekas darah kering disudut bibirnya, matanya juga terlihat membengkak. Jungkook menangis lirih, Bekas tamparan Taehyung tak sebanding dengan rasa sakit dihatinya. Tangisan lirih Jungkook kini memenuhi kamar mandi itu. Tak seikitpun ia ingin beranjak dari sana. Sungguh, ia tak sanggup bila harus bertemu dengan Taehyung nanti.
Sementara itu, ditempat berbeda, seorang pria tampak memegangi kepalanya yang berdenyut hebat. Ia tampak meringis kecil. Sontak matanya membelalak ketika menyadari keadaan tubuhnya yang tanpa sehelai benang pun ditambah ditempat tidurnya terdapat bercak darah. Ia ingat sekarang, Ia ingat apa yang ia lakukan semalam.
"Paboya, Kim Taehyung, bagaimana bisa kau melakukan hal itu padanya?" Gumam Taehyung.
.
.
~oOo~
.
.
Sudah dua minggu setelah kejadian itu. Kini Jungkook tak lagi berusaha mendekati Taehyung, bahkan ia seolah tak menyadari kehadiran Taehyung didekatnya, Sementara Taehyung tak jauh berbeda. Ia tampak enggan berpapasan denga  Jungkook. Bahkan cenderung menghindar. Dengan sengaja ia berangkat kekantor pagi-pagi buta dan pulang larut malam ketika Jungkook sedang tidur. Bahkan tak jarang ia tak pulang dan memilih untuk lembur dikantor.
.
.
Hari ini Taehyung memutuskan untuk pulang lebih cepat, Kepalanya terasa pusing. Ia ingin beristirahat saja hari ini, Namun ketika ia ingin melangkahkan kakinya memasuki kawasan apartemennya, dilihatnya sosok lelaki mungil yang tak asing baginya, ya itu Jungkook. Namun ia tak sendiri, ada seorang pemuda bersamanya. Tampaknya mereka gembira sekali.
"Tuan, kau yakin tidak ingin pergi ke dokter. Wajahmu benar-benar terlihat parah, apa kau baik-baik saja?" Tanya namja yang kini bersama Jungkook. "Gwaenchana, Jin-hyung. Tak usah ke dokter, aku baik-baik saja, dan tidak usah seformal itu, panggil saja aku Jungkook. kelihatannya kau lebih tua dariku/?" Ujar sungmin.
Tanpa sadar Taehyung mengepalkan tangannya erat "Cih, dasar murahan"
.
.
~oOo~
.
.
"Darimana saja kau?" Suara dingin itu sontak membuat langkah riang Jungkook terhenti, Namun tak berniat menjawab, Jungkook bergegas pergi dari hadapan pria itu. Namun belum sempat ia beranjak, Tangannya sudah keburu dicengkram pemuda tempramen itu.
"Aku tanya dari mana kau?"
"Bukan urusanmu" Jawab Jungkook dingin. Tak ayal jawabanya membuat Taehyung geram.
PLAKK
"Dasar lelaki jalang. kau berkencan dengan lelaki lain sementara suamimu pergi bekerja, begitu?"
Jungkook menatap sinis Taehyung "Suami? Aku bahkan tak ingat kalau aku punya suami?" Ujarnya seraya beranjak pergi sembari memegangi pipinya yang bertambah memar tanpa mengidahkan Taehyung yang kini terdiam tanpa ekspresi.
.
.
~oOo~
.
.
Jungkook menatap rumah megah dihadapannya. Sudah lama sekali rasanya ia tidak menginjakkan kaki kerumah ini. Semenjak menikah ia memang tak pernah kemari. Ia benar-benar merindukan rumah ini dan orang tuanya. Di langkahkannya kakinya memasuki pekarangan rumah itu. Tepat di depan pintu rumah itu, Jungkook mengetuk ragu pintu tersebut. Tak berapa lama sosok wanita muncul diambang pintu dan menatapnya tak percaya.
"Omona, Jungkook-ah. kau kemari, Chagi?" Ujar nyonya Jeon seraya memeluk putranya erat. Jungkook menangis haru dalam pelukan eomma-nya. Sungguh ia butuh sandaran saat ini.
"Kemana Taehyung? Dia tak bersama mu?"
"Aniyo Eomma. Taehyung sedang ada urusan di luar kota. Jadi aku memutuskan menginap disini, Tak apa kan?" 
"Tentu saja. Eomma justru senang kau kembali lagi kesini. Kajja, kita kekamarmu" Baru berpa langkah Jungkook masuk seketika dirasakanya perutnya begitu mual. Segera ia beranjak menuju toilet dan memuntahkan semua isi perutnya. Nyonya Jeon tampak khawatir menatap anaknya.
"Kau baik-baik saja Chagi?"
"Gwaenchana eomma, Aku hanya butuh istirahat." Balas Jungkook seraya berjalan menuju kamarnya diiringi tatapan penuh arti nyonya Jeon.
Author POV End
.
.
~oOo~
.
.
Taehyung POV
Sudah sebulan berlalu semenjak kepergian Jungkook. Entahlah apa yang kini aku rasakan, aku sendiri tak mengerti, seperti ada yang kurang dalam apartemen mungil ini. Ah, mungkin aku hanya merasa bersalah padanya. Biar bagaimana pun dia pergi akibat ulahku.
 Huh, untuk apa aku memikirkannya. Biarkan saja. Itu semua juga akibat kelakuannya, kan? Jadi bukan sepenuhnya kesalahanku, kan? 

Lebih baik aku sekarang ke rumah Seulgi, mungkin dia bisa meredakan perasaan aneh dihatiku.

.

.

At Seulgi Home

Aku berjalan memasuki rumah yang sudah aku hapal betul tata letaknya ini. Tunggu dulu, suara apa itu? Samar-samar aku seperti mendengar suara, mirip suara… desahan wanita? Sontak aku membulatkan mataku, ku pertajam pendengaranku. Ah, tidak mungkin, semakin kuikuti suara ini semakin mengarah kearah kamar Seulgi. Dengan ragu ku buka pintu kamar itu.

Seketika aku lupa bagaimana caranya bernapas, katakan aku sedang bermimpi. Sulit di percaya, kekasihku sendiri, Seulgi kini tengah bercumbu dengan sahabt baikku, Daehyun. Benar-benar keterlaluan. 

"T-tae.. ini bukan seperti yang kau pikirkan.  A-aku bisa jelaskan.” Aku tak peduli lagi, segera kulangkahkan kakiku keluar dari rumah itu. Bergegas aku pulang menuju apartemenku. Aku tak habis pikir, bagaimana bisa kekasihku dan sahabat baikku berkomplot menusukku dari belakang. Bodoh sekali kau Kim Taehyung. Tunggu dulu. Seperti ada yang aneh. Kenapa aku tak merasakan perasaan apapun ketika melihat mereka bermesraan tadi? Bodoh, seharusnya aku cemburu! Tapi kenapa aku merasa biasa saja sekarang? Apa aku… apa aku sudah tak mencintai Seulgi?Tapi aku yakin aku mencintainya. Apa sekarang perasaan itu mulai pudar? Ah, sudahlah. Lebih baik aku pulang. Sepertinya aku perlu menjernihkan pikiranku.

.

.

"Hyung..." Sontak aku mengalihkan pandanganku ketika kulihat seorang pemuda bersama seorang gadis menghampiriku. Siapa mereka? Ah aku tahu pemuda ini. Dia yang selingkuh dengan Jungkook, kan? Aku mentap pemuda itu dingin.

"Hyung, kau suaminya Jungkook-ah?" tanyanya, jujur aku bingung mau menjawab apa. Jadi kuputuskan untuk mengagguk saja. Pemuda itu tersenyum ramah.

"Ah, kenalkan ini Bomi, Yeoja-Chingu ku. kami ingin menanyakan keadaan Jungkook. Sudah lama ia tak terlihat apa dia baik-baik saja?” jadi, bocah ini punya yeojachingu? Berarti Jungkook tidak selingkuh? Sekali lagi, Kau bodoh Kim Taehyung. Tanpa menghiraukan celotehan bocah itu, aku bergegas pergi. Aku harus mencari Jungkook dan meminta maaf padanya.

“Ya! Hyung! Aku belum selesai bicara, ya!”
.

.

~oOo~

.

.

Sial, dimana lagi aku harus mencarinya? Aku berkeliling dan belum juga menemukannya. Ah, tunggu dulu. Aku, kan belum mencarinya ke rumah orang tuanya. Tapi kalau nanti orang tuanya bertanya yang macam-macam aku harus jawab apa? Ah, sudahlah, aku tak peduli. Aku harus menemuinya dan segera meminta maaf padanya.

Aku memasuki rumah mertuaku dengan ragu, semoga Jungkook ada didalam, perlahan ku ketuk pintu dihadapanku ini. Tak berapa lama sesosok wanita paruhbaya yang kutahu adalah ibu Jungkook terkejut melihatku.

"Taehyung-ah, Kajja masuk..."Aku merasa tak enak pada wanita tua ini. Anaknya telah ku sia-siakan tapi tetap berlaku penuh kasih padaku.

"Eomma... Aku kesini mencari Jungkook, Apa dia ada?"Wajah nyonya Jeon tampak muram. Ada apa sebenarnya?

"Sebenarnya Tae, Ada yang ingin Eomma sampaikan padamu. Tapi sebaiknya kau duduk dulu.”

“Appa dimana Eomma?” Tanyaku berbasa-basi, “Sedang ada urusan bisnis di luar negeri. Nah, kau mau minum apa, Nak?”
"Tidak Usah Eomma, aku kesini untuk menjemput Jungkook." Lagi-lagi wajah itu nampak keruh ketika kau menyebut nama Jungkook. Ada apa Sebenarnya?
"Jungkook sudah tiada, Tae." Jawab wanita itu ambigu.
"Dia kemana Eomma?"
"Dia... Dia telah pergi Tae, Dia telah beristirahat dengan tenang, Tae" ujar wanita itu sesenggukan menahan tangis. Serasa ada ribuan ton batu yang menghantam kepalaku. Aku sedang bermimpikan? Kalau begitu aku mohon bangunkan aku sekarang.
"Jungkook kecelakaan saat akan memeriksa kandungannya, Tae... dia tertabrak mobil dan meninggal saat di rumah sakit..” tunggu. Kecelakaan? Saat memeriksakan…kandungan? Oh, Tuhan… apa yang telah kulakukan? aku telah membunuh istri dan anakku secara tidak langsung. Istri yang belum ku bahagiakan dan anak yang belum sempat ku ketahui kehadirannya.
"B-bagaimana bisa dia hamil? bukankah dia seorang laki-laki?" tanyaku.
"Memang dia seorang laki-laki tapi kata dokter dia mempunyai kelebihan yaitu mempunya sel telur, yang dapat menghasilkan anak" Jelas Nyonya Jeon.
Jungkook-ah… mianhae…. Mianhae, chagi-ya… saranghae, aku tahu ini terlambat. Apa mungkin ini hukuman buatku?
“Ini semua salahku, Eomma…” jeritku sesenggukan. Wanita tua itu perlahan mengusap kepalaku penuh sayang.
"Walaupun Jungkook berusaha menutupi semuanya, Eomma tahu, ketika itu kau sedang ada masalah dengannya, kan? Dia bilang kau sedang ke luar kota saat itu. Tapi Eomma merasa ada sesuatu yang tak beres antara kalian. Namun tiap Eomma Tanya ia selalu mengalihkan pertanyaan Eomma. Namun di detik terakhirnya, ia sempat berkata, untuk jangan memberitahumu perihal kematiannya, sebelum kau sendiri yang datang mencarinya.” Tangisku semakin keras, hatiku terasa di sayat sembilu pedang. Jungkook-ah... mianhae chagiya, mianhae…. Aku memang pria paling brengsek di dunia. Maafkan aku, chagiya…..
.
.
.
.
.
~oOo~
.
.
.
.
.
"Tae.. Taehyung-ah, Irreona ppali."
“AAAAAA” tubuhku terasa basah oleh keringat, napasku tersengal. Astaga, Jungkook-ah. aku rasa aku mulai menangis lagi sekarang. Jungkook-ah, mianhae, jeongmal mianhae…
"Tae... Tae.. kau mengapa menangis?" tunggu dulu? Suara ini? Sontak aku memalingkan wajahku ke samping. Jungkook? Bukankan dia sudah.....
"Tae? Gwaenchana? kau mau minum?" Sontak ku peluk ia erat. Nyata. ia benar-benar Jungkook. lalu yang tadi?
"Tae... Sesak... kau kenapa, sih?"  tak kuhiraukan pertanyaannya. Kutatap ia dalam-dalam… sepertinya ia risih ku tatap begitu.
“Kau aneh. Tadi kau terus mengigau dan teriak memanggilku. Sekarang kau seperti orang bodoh.” Berteriak? Mengigau? Jadi yang tadi itu mimpi? Tapi kenapa terasa begitu nyata? Syukurlah, itu artinya kau masih diberi kesempatan untuk membahagiakan Jungkook. aku tak dapat membayangkan bila kejadian di mimpiku itu benar-benar terjadi. Perlahan kudekap ia dan ku kecup puncak kepalanya. Ia tampak menegang. Terkikik kecil aku melepaskan dekapanku dan menatap wajahnya yang kebingungan.
"E-eh, Tae... kurasa kau sudah baik-baik saja. Lebih baik aku kembali tidur. Ini sudah jam 3 pagi. Jaljayo~”
“Kau mau kemana?”
“Ke ruang tengah tentu saja.” Jawabnya polos. Astaga, aku lupa. Bukankah tadi aku yang menyuruhnya tidur di sofa, ya? Kejam sekali kau, Tae.  Dengan sekali sentakan kutarik dia hingga terjatuh dalam dekapanku. Wajahnya tampak memerah.
“Apa yang kau lakukan, Tae? Aku mau tidur"
“Ya sudah tidur saja.” Jawabku enteng. Ia tampak membulatkan matanya lucu. Aku terkekeh kecil, ku kecup bibirnya. Hmm, manis. Aku menyukainya. Kali ini bukan kecupan lagi namanya. Ku lumat bibirnya penuh damba. Perlahan ia melepas tautan bibir kami.
"Kau aneh Tae,  Tadi kau menyuruhku untuk tidak dekat-dekat denganmu, sekarang…”
“Kau tidur disini. Titik. Jangan membantah, arraseo?” ujarku memotong ucapannya.
 “Eh, ku rasa aku ralat saja. Sudah jam 3 pagi. Bagaimana kalau kita tak usah tidur saja, chagi, hm?” wajahnya memerah, “Maksudmu?”
“Lebih baik kita bermain sampai pagi.” Sebelum ia protes buru-buru kulumat bibirnya. Dan… yeah, kurasa kalian bisa lanjutkan sendiri apa yang kami lakukan selanjutnya, kan?
.
.
.
~oOo~
.
.
.
END
Woah akhirnya selesai juga nih ff, gimana chingu? bagus or absurd? ini ff pertama yg aku post di blog ini lohh, tapi aku mulai tertarik bikin ff pas dari kelas 6SD yang biasa hanya aku tulis di hp lama kelamaan aku post di grub2 facebook, dan ada beberapa yg suka nahh mulai dari situ aku mulai tertarik lagi buat ff, selagi banyak yg suka aku semakin bersemangat nulisnya. sampe akhirnya aku disaranin sama temen, "kenapa ga bikin Blog aja, buat ngepost ff lo" awalnya sih aku masih ragu tapi apa salahnya mencoba, akhirnya aku make blog kakak ini buat bikin ff pertama yg aku post di blog, aku mohon Review nya aku tunggu lohh, :)
wkwk :'v ini ff one shoot terpanjangku lohh chingu *gananya :v* aduuh aku tak volos lagi, bikin ff + NC ntuhh baru yang pertama kalinya chingu, walopun aku bikin NC nya ga difokusin, maap yaa kurang hot, aku masih volos :'v wookee salam manis dari istrinya Abang Taehyung *Ditabok ARMY* okee see you again Chingu :*

DENI JUARA II SAMSUNG SMART CAMERA COMPETITION 2013






























GADIS MANIS RINA


PESONA CELLA


SEXY STEPHANY


MODEL HUNTING SAMSUNG CAMERA COMPETITION 2013

Photo Studio









 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. UMHT FOTOGRAFI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger di modifikasi oleh : Yono Maulana